Blogpendidikan.net - Tiba saatnya para orangtua harus rela melepas anak-anaknya untuk pergi. Entah itu
bekerja ataupun menempuh pendidikan. Mungkin baik Ayah dan Ibu selalu bersikap
tegar dan pura-pura baik-baik saja. Namun, jauh di lubuk hatinya pun ada rasa
cemas, enggan, dan juga sedih. Bagaiamanpun, sejak hari ini mereka tak lagi
bisa melihat sang anak setiap hari.
Hal yang sama terjadi pada
Jalandhar Nayak, seorang pria yang melepas ketiga anaknya untuk sekolah ke kota
yang berjarak 3 jam dari desa tempat tinggalnya. Namun, rasa ingin bertemu
membuat Nayak rela membuka gunung dan membuat jalan pintas sepanjang 8 km agar
sang anak bisa lebih sering pulang. Uniknya lagi, upaya itu dilakukannya
seorang diri. Yuk, simak kisah selengkapnya.
Jalandhar Nayak tinggal di desa
Gumsahi, di negara bagian Orissa, di bagian timur India. Keluarganya, merupakan
satu-satunya keluarganya yang tinggal di desa tersebut, karena yang lain sudah
pindah ke desa lain dengan akses jalan dan fasilitas yang lebih layak. Ketiga
anak Nayak bersekolah di kota, yang berjarak sekitar 10 km dari tempat
tinggalnya. Tapi, medan yang terjal karena harus mendaki 5 bukit membuat
perjalanan itu butuh waktu sampai 3 jam. Sehingga sulit bagi sang anak untuk
pulang setiap akhir pekan, apalagi pulang-pergi setiap hari.
Keinginan untuk melihat anak-anaknya
lebih sering, membuat Nayak nekat membuka jalan sendiri dengan rute yang lebih
mudah dilewati. Berbekal peralatan sederhana seperti linggis dan kapak, Nayak
membuka jalan dengan rute yang lebih ramah dengan memotong batu dan
menyingkirkan batu-baru besar. Selama dua tahun terakhir, Nayak selalu memulai
pekerjaannya setiap pukul 6 pagi, dan bekerja selama kurang lebih 8 jam setiap
harinya.
Sampai saat ini, Nayak sudah berhasil
membuat jalan sepanjang 8 kilometer, yang menurut laporan reporter media lokal
yang diulas oleh BBC India, bahkan bisa dilewati dengan kendaraan. Ia berharap jika
jalannya sudah jadi nanti, anak-anaknya bisa pulang lebih sering di akhir pekan
atau saat liburan.
Aksi Nayak menyedot perhatian masyarakat setelah
seorang reporter lokal, Sibashakti Biswal, mewawancarainya. Yang lebih
menarik lagi, Nayak memberi perhatian yang besar terhadap lingkungan. Selama
pembangunan jalan tersebut, ia mengusahakan agar nggak ada pohon yang ditebang.
Menurut Hindustantimes,
pemerintah akan memberikan upah kepada Nayak atas apa yang telah dikerjakan
selama ini sesuai dengan aturan perundang-undangan tenaga kerja India.
Selanjutnya, 7 kilometer rute yang belum terselesaikan untuk mencapai sekolah
sang anak, akan dilanjutkan oleh pemerintah setempat.
Nayak bisa saja melakukan protes dan
mendesak pemerintah untuk membuatkan akses jalan yang layak agar bisa dilewati
lebih mudah oleh anak-anaknya. Namun, Nayak memilih untuk melakukannya sendiri.
Mungkin karena dia berpikir bahwa menunggu orang lain melakukan sesuatu akan
butuh waktu lama. Sedangkan dia ingin agar anak-anaknya bisa lebih sering
pulang dengan segera. Nayak membuktikan bahwa keluarga adalah harta yang paling
berharga, dan ia bisa melakukan apa saja untuk keluarganya.
Bicara soal keluarga, sosok Ayah biasanya menjadi
figuran atau bahkan antagonis. Kasihnya sering tertutupi dengan sikap yang
tegas, keras, dan kadang suka memaksakan kehendak. Sosoknya juga seringkali
ditampilkan sebagai pembanding bagi sosok Ibu yang penuh kelembutan dan
pengertian. Namun, dari kisah Nayak ini kita jadi tahu bahwa kasih seorang Ayah
pun nggak kalah besar dari kasih Ibu. Memang begitulah orangtua. Terkadang
menjadi dua figur yang berbeda, namun cinta kasih mereka sama besarnya.
Kisah Nayak ini juga bisa menjadi pengingat. Bahwa setegar apa pun
orangtua melepas kepergian anaknya untuk mengarungi kehidupan, selalu ada rasa
rindu dan keinginan untuk sering bertemu. By
the way, kamu yang tengah di tanah perantauan, sudahkah kamu menelepon
orangtuamu di rumah hari ini?
Source; Pria Ini Bangun Jalan 8 Km Sendirian Agar Anaknya Bisa ke Sekolah Lebih
Mudah. Kasih Ayah Tak Kalah