Blogpendidikan.net - Presiden Joko Widodo menilai bahwa guru tidak fokus dengan kegiatan belajar mengajar. Mereka justru lebih banyak mengurusi persoalan administrasi. Menurut Presiden, beban administrasi justru menjadi persoalan di dunia pendidikan Indonesia.
Sementara, berdasarkan survei Programme for Internatioanal Student Assessment (PISA) mengatakan bahwa kualitas guru akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di suatu negara.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administratis guru.
Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Ini tolong digaris bawahi," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas tentang Strategi Peningkatan Peringkat dalam PISA melalui akun YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi juga meminta perbaikan lingkungan pendidikan. Buat lingkungan pendidikan yang nyaman agar siswa termotivasi untuk terus belajar. Selain itu Jokowi meminta agar perundungan di lingkungan sekolah segera ditekan.
"Dari survei PISA dan juga evaluasi UN terdapat hubungan kuat antara kondisi
sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor nilai PISA," ujar Jokowi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memastikan bakal mengurangi beban siswa dalam penyederhanaan kurikulum. Ia berpendapat kurikulum saat ini masih membebani siswa.
Nadiem
“Kita sudah sepakat akan menyederhanakan kurikulum kita sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru dan siswa. Jadi jelas beban konten harus turun,” ujarnya.
Namun ia menyatakan belum ada keputusan konkret dari pihaknya bagaimana modifikasi kurikulum akan dilakukan. Kemendikbud masih membahas konten kurikulum yang akan dipangkas.
“Apakah artinya mata pelajaran dikurangi atau konten per mata pelajaran dikecilkan? Ini masih dikaji tim kami. Jadinya saya belum bisa jawab. Tapi yang sudah jelas beban siswa dengan jumlah konten dan bahan yang banyak sekali pasti akan kita tangani,” jelasnya.
Nadiem menilai kurikulum yang diterapkan di sekolah masih membebani siswa. Pada akhirnya Nadiem menilai guru tidak bisa mengajar sesuai kemampuan masing-masing siswa.
Untuk itu modifikasi kurikulum nantinya, kata Nadiem, bakal disesuaikan dengan kemampuan siswa yang beragam. Artinya dalam satu kelas siswa bisa mengerjakan hal yang berbeda-beda.
“Apakah artinya mata pelajaran dikurangi atau konten per mata pelajaran dikecilkan? Ini masih dikaji tim kami. Jadinya saya belum bisa jawab. Tapi yang sudah jelas beban siswa dengan jumlah konten dan bahan yang banyak sekali pasti akan kita tangani,” jelasnya.
Nadiem menilai kurikulum yang diterapkan di sekolah masih membebani siswa. Pada akhirnya Nadiem menilai guru tidak bisa mengajar sesuai kemampuan masing-masing siswa.
Untuk itu modifikasi kurikulum nantinya, kata Nadiem, bakal disesuaikan dengan kemampuan siswa yang beragam. Artinya dalam satu kelas siswa bisa mengerjakan hal yang berbeda-beda.