Dari kalkulasi yang didapatkan, 80 persen responden yang berasal dari orang tua menolak sekolah dibuka kembali saat tahun ajaran baru.
Meski dengan aturan normal baru, para orangtua tersebut tetap khawatir karena situasi pandemi yang masih belum menentu.
Hal ini malah berkebalikan dengan hasil survei dari responden anak-anak yang menginginkan untuk bisa kembali ke sekolah.
Mereka diduga jenuh menjalani belajar dari rumah dan ingin segera bertemu kembali dengan kawan-kawan di sekolah.
Retno menuturkan bahwa hampir 200.000 orangtua murid berpartisipasi dalam survei tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa kebanyakan dari mereka menolak untuk menyekolahkan anaknya kembali bila pandemi belum berakhir.
"Yang mengejutkan adalah, dalam 32 jam sejak itu diunggah di Facebok pribadi saya, itu saya cukup terkejut karena ada 196.000 orang tua lebih, yang mengungkapkan pendapatnya," ungkap Retno.
"Dan mayoritas orang tua, lebih dari 80 persen memang menolak sekolah dibuka pada tahun ajaran baru ini."
"Jadi Juli dibuka itu mereka keberatan, mereka memberikan beberapa usul di antaranya September atau Desember, nah ini sesuatu yang luar biasa," tambahnya.
Retno tak kuasa menahan tawa karena hasil survei selanjutnya tak kalah mengejutkan. Pasalnya, berkebalikan dengan keinginan orangtua, para siswa yang mengikuti survei tersebut malah ingin segera bersekolah kembali.
"Tapi murid, kami kan juga nanya sama murid. Ada 9.800 murid yang mengisi, dan uniknya kebalikan.
Mereka setuju 80 persen masuk sekolah gitu ya," kata Retno sambil tertawa.
Kemudian, Retno juga mengatakan bahwa pihaknya juga mengambil sampel dari respon para guru.
"Nah guru juga kami tanya, guru itu 60 persen setuju sekolah, tetapi 40 persen tidak," ujarnya.
Menurut Retno, banyaknya siswa yang menginginkan sekolah tersebut disinyalir lantaran mereka jenuh harus selalu di rumah.
Ia menyebutkan bahwa hasil angket tersebut merupakan hal yang menarik karena menunjukkan bahwa kegiatan belajar di rumah tersebut ternyata tidak selalu menyenangkan untuk siswa.
"Nah ini menunjukkan memang PJJ seperti yang pernah kita bicarakan itu menjenuhkan dan anak-anak pengin nggak lama-lama belajar dari rumah.
Itu fakta yang menarik menurut saya," pungkas Retno sambil menahan tawa.