Keinginan untuk mewujudkan flattening the curve menjadi salah satu alasan utama kebijakan pemerintah untuk meminta siswa belajar dari rumah (BDR), sehingga kesempatan mereka untuk dapat berkumpul dalam bentuk kerumunan dapat dicegah, dan karena itu peluang penyebaran covid-19 bisa dihambat.
Dalam kondisi darurat ini, kemasan muatan pembelajaran BDR, seharusnya akan sarat dengan penguatan literasi dan karakter. Konten diajarkan, selain untuk mengembangkan pengetahuan siswa (rote learning), juga digunakan sebagai medium dalam menumbuhkan dan memperkuat kemampuan literasi dan karakter.
Sebagai sebuah aktivitas pembelajaran formal, penilaian tetap harus dilakukan. Namun, penilaian BDR dilakukan bukan untuk menentukan standar pencapaian (attainment level) atau kepentingan nilai (assigning grade) semata.
Penilaian dalam BDR dilakukan mestinya dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat menemukan cara belajar yang lebih baik bagi dirinya pada setiap subjek yang dipelajari/diajarkan.
Penilaian semacam ini disebut dengan penilaian formatif, yakni skor/nilai hasil sebuah aktivitas penilaian bukanlah standar pencapaian ataupun tujuan proses pembelajaran.
Untuk tujuan ini, berbagai metode penilaian bisa digunakan, baik berupa penilaian proyek, penilaian portofolio, extended essays, dan bentuk penilaian lainnya yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
Dari berbagai hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah merdeka dalam melaksanakan penilaian pada siswa karena Kemendikbud juga sudah mengeluarkan kebijakan meniadakan ujian sekolah yang sebelumnya ujian sekolah.
Di beberapa daerah, masih banyak aduan banyak yang intervensi dan melakukan penyeragaman meskipun kebijakan ujian sekolah bagi jenjang sekolah dasar harusnya tesnya disesuaikan dengan kompetensi siswa masing masing sekolah.
Namun dengan adanya wabah ini sekolah bebas melakukan penilaian jarak jauh sesuai strategi yang dimiliki sehingga sekolah merasa merdeka tidak adalagi belenggu. Penilaian tersebut baik yang akan digunakan sebagai nilai akhir semester atau kenaikan kelas maupun penilaian kelulusan bagi siswa kelas 6 yang akan melanjutkan pada jenjang berikutnya.
Begitu juga guru merdeka melaksanakan metode dan strategi pembelajaran dan penilaian sesuai keunikan siswa masing-masing dan latar belakang orangtua. Tidak harus sama dan seragam dengan apa yang dilakukan guru kelas lain maupun sekolah lain, siswa merasa merdeka belajar karena justru tampak terlihat siswa sangat percaya diri dalam menyampaikan pendapat, saat bercerita, saat berpuisi dan membuat konten video tanpa takut salah atau dimarahi , mereka berusaha melakukan yang terbaik agar bisa mendapat apresiasi dari orangtuanya, teman dan juga guru.
Penilaian yang tepat menurut penulis dapat dilakukan guru terhadap siswanya saat Belajar di Rumah (BDR) pada masa pandemic Covid 19 adalah dengan memberikan tugas kepada siswa dengan mencatat praktek baik pengamalan 5 nilai Karakter yang mereka lakukan pada saat Belajar di Rumah (BDR). Praktek baik pengamalan 5 nilai utama karakter ini nantinya bisa dijadikan sebagai dasar untuk memberikan nilai sikap dan keterampilan.
Nilai praktek mereka masukkan dalam table jurnal kegiatan dibawah ini:
Setelah siswa membuat jurnal praktek baik nilai utama karakter selama BDR maka, hasil akhirnya selain dalam bentuk tabel jurnal, juga bisa juga berupa kumpulan photo praktek baik yang dilakukan selama siswa BDR dalam format fortopolio atau video yang dikumpulkan saat masuk sekolah, waktu yang ditentukan guru atau bisa juga saat akhir menjelang berakhirnya tahun pelajaran.
Hasil kerja siswa ini nantinya bisa guru jadikan sebagai dasar penilaian sikap dan keterampilan siswa.
Contoh Jurnal Praktek Baik Nilai Utama Karakter Selama BDR
(Sumber; lpmplampung.kemdikbud.go.id/)