"Beberapa program akan kita coba inovasikan. SMK empat tahun, tapi setara D1/D2. Jadi nanti SMK empat tahun itu dia bisa mendapatkan ijazah D1/D2, Ini yang sedang kita upayakan," kata Wikan dalam Konferensi Video Halalbihalal/Silaturahmi SMK Indonesia, Rabu, 10 Juni 2020.
Selain itu, pihaknya bakal mewajibkan siswa SMK mengikuti program praktik kerja di industri. Praktik kerja ini menjadi salah satu syarat lulus siswa SMK.
"Namanya Praktik Kerja Industri (Prakerin). Dari situlah nanti softskills diuji dan menjadi syarat lulus SMK. Selain mata pelajaran, harus lulus Prakerin dengan performa yang bisa diterima industri," lanjut Wikan.
Kurikulum ini nantinya diharapkan mampu membangun hardskill dan softskill siswa. Menjadikan lulusan yang fleksibel dan mampu menyelesaikan berbagai poject baik dikelas maupun di industri sebagai profesional.
"Kompetensi berisi hardskills dan softskills juga dikalikan karakter. Hardskills kompetensi kejuruan, softskills kemampuan komunikasi, kerja sama. Ini adalah penambahan yang harus dikalikan karakter yaitu kejujuran, pekerja keras, pembelajar mandiri, dan sikap," terang Wikan.
Tak cukup dengan itu, para pengajar juga akan dibentuk softskills dan hardskills-nya. Dunia industri juga diharapkan mampu menghargai kompetensi siswa maupun guru SMK.
"Maksud saya, industri yang dibutuhkan itu kan kompetensi, maka indusrtri jangan merasa bahwa kompetensi yang dihasilkan SMK kurang cocok dengan mereka," lanjut dia.
Menurutnya, kecocokan bisa dibangun. Wikan meminta industri "menikah" dengan pendidikan vokasi untuk melakukan link and match.
"(Pernikahan) mulai dari kurikulum, belajar bersama, dan seterusnya. Ini semua kalau nanti lulusan SMK Kompetensinya naik, kariernya naik, gajinya naik, industri juga puas," tutup dia.