Suka duka yang ditimbulkan akibat adanya pandemi COVID-19 ini rupanya banyak dialami oleh banyak pihak dengan berbagai latar belakang. Salah satu yang juga merasakan dampaknya adalah teman-teman pengajar alias para guru.
Entah itu guru SD, SMP, atau bahkan guru SMA pun nggak terlepas dari kerepotan akibat pandemi ini. Lha wong ngajar anak didik di waktu biasa aja kadang udah susah, ini harus ngajar tanpa bertatap muka. Kebayang dong gimana pusingny.
Tentunya tantangan yang dihadapi pun jelas lebih banyak dan lebih menantang. Belum lagi kalau berurusan sama anak-anak yang menganggap bahwa saat ini adalah liburan panjang karena nggak harus pergi ke sekolah. Tapi ya mau bagaimana lagi, memang begitulah lika-liku rasanya menjadi guru di tengah pandemi. Buat kamu yang berprofesi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, coba simak ulasan di bawah ini deh. Semoga bisa tetap semangat mengabdi.
1. Selalu lakukan komunikasi dua arah dengan anak didik, kalau perlu bikin grup percakapan
Melakukan pendekatan dengan anak didik itu memang nggak mudah, tapi bisa dicoba dengan cara-cara yang relate sama dunia remaja. Seperti misalnya cara yang satu ini, yaitu melakukan komunikasi secara dua arah.
Caranya pun juga cukup simpel, bikin aja grup chat Whatsapp atau aplikasi chattingan lainnya yang sering digunakan sama anak-anak sekolahan. Bisa dibuat per-kelas, bisa juga dibuat per-kelompok belajar, tergantung sama kebutuhan yang ada. Kalau udah begitu, yakin deh kewarasan bakal lebih terjaga, apalagi kalau ada interaksi setiap hari meski nggak harus bertatap muka.
2. Jangan cuma bahas tentang pelajaran dan tugas, sesekali ajakin mereka bercanda. Biar nggak sepaneng
Namanya juga remaja, pasti moodnya pun masih labil dan sering banget menemukan di titik kebosanan entah apapun aktivitasnya. Nah, untuk mengakali hal semacam itu, usahakan jangan melulu membahas dan membicarakan tentang hal-hal yang berbau pelajaran ataupun tugas secara terus-menerus.
Sebaliknya, sesekali ajakin anak didik untuk bercanda melalui grup, ya hitung-hitung biar nggak sepaneng lah. Siapa tahu mereka juga tertarik dengan jokes Whatsapp ala orang tua kan
3. Di saat-saat kayak gini, hindari memberi tugas yang berat. Sebaliknya, kasih tugas yang aplikatif dan menyenangkan
Meskipun nggak bisa menjalankan kegiatan belajar dan mengajar dengan normal kayak hari-hari biasanya, tapi hal itu bisa diganti dengan tugas kok. Tentunya dengan catatan, jangan memberi tugas kepada anak didik dengan beban yang terlampau berat. Beri aja mereka tugas-tugas yang aplikatif dan menyenangkan. Kayak misalnya bikin video singkat tentang kegiatan di rumah selama pandemi, atau bisa juga bikin konten Tik-Tok yang berfaedah. Udah kreatif, menjalankannya juga seneng~
4. Kalau perlu, bangun juga komunikasi dengan orang tua para siswa
Selain membangun komunikasi dengan anak didik, sebenarnya di saat-saat kayak gini guru juga perlu membangun komunikasi dengan orang tua siswanya. Caranya pun sama, bisa melalui grup chat Whatsapp dan semacamnya. Melalui grup tersebut, nantinya guru bisa tuh memantau aktivitas anak didiknya langsung dengan orang tua mereka. Hubungan dengan siswa berjalan dengan lancar, hubungan dengan orang tua siswa pun juga berjalan dengan hangat. Kan enak kalau gitu~
5. Apapun itu, guru memang layak dinobatkan jadi salah satu pahlawan di tengah pandemi. Semangat semuanya!
Terlepas dari semua beban yang dipikul, rasa-rasanya memang nggak salah lagi sih kalau teman-teman guru dinobatkan sebagai salah satu pahlawan yang paling berjasa di tengah pandemi. Saat orang lain pusing ngurusin diri sendiri dan keluarganya, mereka pusing mikirin nasib diri sendiri dan juga banyak anak didiknya. Salut banget deh pokoknya dengan para guru di Indonesia.
Semoga setelah carut marut akibat pandemi ini selesai, guru-guru di Indonesia semakin disejahterakan oleh pemerintah deh. Ingat, ngurusin banyak orang itu lebih susah daripada ngurusin diri sendiri lo, apalagi kalau terkait dengan masa depan. Di tengah pandemi yang memaksa kita untuk berjarak seperti sekarang, para guru yang tetap sepenuhnya mencurahkan perhatian untuk anak didiknya ini benar-benar layak dinobatkan sebagai pahlawan.