Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan setelah memasuki zona hijau, sebetulnya SMP dan SMK sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, dari hasil survey, sebanyak 91 persen orang tua khawatir anaknya untuk pergi ke sekolah.
"Sebetulnya memang tanggal 13 kemarin kita sudah diperbolehkan membuka tatap muka. Namun, karena hasil survey sebagian besar orang tua menolak karena khawatir sehingga ditunda," katanya.
Menurut Dedy Yon, Pemkot Tegal juga sudah menggelar rapat untuk menerapkan sistem ganjil genap. Namun, itu justru akan mempersulit untuk pengaturan jam belajar.
Rencananya, kata Dedy, untuk pembelajaran tatap muka akan dibuka Agustus mendatang. Itu untuk semua sekolah dari mulai TK, SD, SMP, dan SMK. "Akhir bulan ini akan dirapatkan kembali. Bulan Agustus berangkat semua," tandasnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri mengatakan sistem pembelajaran jarak jauh menjadi pengawasan Panitia Kerja (Panja) yang sudah merekomendasi ada banyak kendala. Baik orang tua, guru, siswa, kesiapan menghadapi daring dan kondisi psikis.
"Orang tua tidak siap masuk sekolah. Secara nasional 80 persen khawatir, sedangkan Kota Tegal 91 persen. Sementara Siswa mau ketemu teman-teman, guru," ujar Fikri.
Menurut Fikri, sekolah-sekolah pada zona hijau memang diperbolehkan membuka sekolah. Sedangkan di Kota Tegal belum memulai karena ada masukan dari orang tua.
"Ini menguatkan rekomendasi kita di Pamdemi Covid-19 untuk pendidikan diserahkan kepada Pemerintah daerah. Sehingga daerah bisa berekspresi bahkan sampai kurikulum,"ujar Fikri.
Menurutnya, di Kota Tegal ada opsi sampai tekhnis menggunakan local area network. Tidak harus melalui aplikasi yang kadang servernya ada di luar negeri.
"Saya kira di Kota Tegal ini bisa jadi percontohan bagi daerah lainnya," pungkasnya.
(Sumbe; radartegal.com)