Tidak hanya dari siswa, tetapi juga dari guru karena banyak siswa absen karena tidak memiliki ponsel pinyar atau android.
Seperti diungkapkan Putri, salah satu guru di SD Negeri Pekanbaru, menurutnya dari 40 siswa yang di dalam kelas yang diasuhnya, hanya 24 sisa saja yang memiliki smartphone Android.
Itupun merupakan smartphone milik orangtuanya.
"Akibatnya banyak orangtua mengeluh karena mereka juga bekerja membutuhkan HP (handphone, Red). Sementara anak-anak mau belajar melalui HP," ungkap Putri kepada RiauOnline.co.id, Minggu 19 Juli 2020.
Putri mengaku telah berupaya mencari solusi, dari kesepakatan bersama orang tua siswa, pembelajaran dilakukan pada malam hari. Hal itu dilakukan agar orangtua bisa mendampingi anaknya.
"Namun setelah kami lakukan daring, ternyata terkendala lagi dengan jaringan yang tidak bersahabat. Akibatnya penyampaian materi tidak lancar. Beberapa orangtua siswa juga curhat paket datanya cepat habis," ungkap Putri.
Kondisi ini jelas putri memang membuat dilema, apalagi anak-anak banyak yang absen karena tidak memiliki HP Android.
Disisi lain orangtua juga mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli paket data agar anaknya tetap bisa belajar.(*) RiauOnline.co.id