Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan pemerintah bakal melonggarkan beban kerja guru tersebut.
"Pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru. Bahwa guru tidak lagi diharuskan memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu," ucap Nadiem di YouTube Kemendikbud RI, Jumat (7/8).
"Ini yang banyak sekali menciptakan berbagai keresahan di lapangan mengenai regulasi tersebut," imbuhnya.
Dengan adanya relaksasi aturan tersebut, Mendikbud berharap guru bisa fokus memberikan pembelajaran secara interaktif bagi siswa-siswinya.
"Jadi guru dapat fokus memberikan pembelajaran interaktif tanpa harus mengejar pemenuhan jam. Dan ini akan memberikan fleksibilitas dalam waktu scheduling, dalam berbagai interaksi, dan berbagai platform. Dan memberikan fleksibilitas dalam bagaimana bisa melibatkan orang tua di dalam proses pembelajaran," jelas Nadiem.
Peran Guru dan Orang Tua untuk Sukseskan Pembelajaran di Masa Pandemi
Nadiem mengungkapkan harapannya agar seluruh pihak, mulai dari guru, sekolah, orang tua, hingga pemerintah daerah bergotong royong membantu anak-anaknya tetap bisa belajar di tengah pandemi COVID-19, yang belum diketahui kapan akan berakhirnya.
"Harus bergotong royong memastikan anak-anak kita masih belajar, masih melakukan pembelajaran. Tentunya tidak bisa 100 persen optimal, tapi membutuhkan benar-benar partisipasi masyarakat," ungkap Nadiem.
Lebih lanjut, dukungan dari pelayanan kesehatan pun juga tak kalah penting. Sebab, layanan kesehatan berperan untuk memastikan siswa-siswi tetap bisa belajar dengan aman dan sehat.
"Ini terpenting, kita butuh partisipasi orang tua, layanan kesehatan, dan masyarakat sipil untuk pastikan anak-anak kita masih terus bisa belajar dengan sehat dan selamat," pungkasnya.