BlogPendidikan.net - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, telah mengakibatkan banyak perubahan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah sistem pembelajaran yang tadinya dilangsungkan secara tatap muka, kini dilakukan secara online.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih meluas lagi di lingkungan sekolah. Meski demikian, bukan berarti skolah secara online tidak menyisakan masalah lain. Kenyataannya, sulitnya sinyal atau tersedianya perangkat penunjang menjadi masaah lain yang timbul akibat pembelajaran online.
Tidak hanya itu, bahkan sekolah online ini juga menghadrkan berbagai kisah yang menggelikan.
Salah satunya kisah menggelikan tentang sekolah online datang dari seorang guru bernama Harianto Andi Ma'tu. Sebagai seorang guru, Harianto juga harus menjalankan tugasnya untuk mengajar secara online.
Pembelajaran ini ia sampaikan melalui WhatssApp. Melalui aplikasi itulah, Harianto juga memberikan tugas sekolah, dan meminta siswanya mengumpulkan hasil pekerjaannya. Kegiatan pembelajaran melalui WhatsApp ini sudah ia lakoni selma tiga bulan.
Namun selama tiga bulan itu, dia baru menyadari bahwa ada satu murid yang ia ajar ternyata berasal dari sekolah lain. Bahkan sekolah tersebut berada di kabupaten yang berbeda dari sekolah tempatnya bekerja.
Hal itu baru terungkap ketika sang murid mengklarifikasi nama sang guru. Namanya pun berbeda dengan dirinya. Guru yang sebenarnya merupakan rekan kerja Harianto.
Kisah ini bermula saat Harianto Andi Ma'tu guru di Mamuju, Sulawesi Barat ini mendapat pesan singkat dari siswa kelas 7 IPA pada 29 Juli 2020. Sang murid mengumpulkan tugas pertamanya, ia juga mengecek nama dan alamat. Namun ia bingung dengan alamat yang ditulis sang murid. Hari pun berpikir sang murid hanya salah tulis alamat.
Ia juga menyapa Hari dengan sebutan 'Bu', padahal seharusnya menggunakan 'Pak'. Namun, Hari masih memaklumi karena mungkin belum kenal. Kemudian pada bulan Agustus sang murid mengirmkan tugas keduanya, tetapi sang murid masih memanggilnya dengan sebutan 'Bu'.
Ia pun menjelaskan namanya dan berharap bahwa ia disapa dengan panggilan 'Pak'. Hari mulai curiga saat sang murid tak pernah membahas aplikasi belajar online.
Padahal, tugas dan modul ada disana. Namun, di lain sisi ada seorang anak dengan nama mirip sudah mengirimkan tugas pekanan dari aplikasi.
Hingga akhirnya pada 24 September 2020, sang murid mengklarifikasi nama gurunya.
"24 September 2020, ananda kembali bertanya perihal tugasnya dan mengklarifikasi nama gurunya, dengan Ibu U..?" ujar Hari melalui akun Facebooknya pada 25 September 2020 lalu.
Sejak saat itu, Hari pun mulai menyadari bahwa sang murid berasal dari sekolah lain. Hari kemudian memeriksa kembali tugas yang sudah sang murid kumpulkan. Saat ditelusuri, di catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik guru SMP Budong-Budong ini.
"Astaga, baru sadar ananda sepertinya bukan siswa dari sekolah kami. Saya kembali periksa foto jawaban modul yang telah dikirimkannya," ujar Hari di laman Facebooknya pada 25 September 2020 lalu.
"Pada foto pertama tak ada yang aneh (kecuali alamat tadi), pada foto modul tugas ke 2 dan 3, saya perhatikan pada catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik saya (benar bahwa ananda bukan siswa kami). Tertulis nama dan nomor adik kelas, teman, rekan saya di kabupaten tetangga."
Dalam lembar tersebut, tertulis nama rekan guru lain yang berbeda sekolah bahkan berbeda kabupaten.
Murid berasal dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. Sedangkan, Hari berasal dari Mamuju, Budong-Budong Sulawesi Barat.
Ia pun mengklarifikasi kepada murid bahwa mereka berbeda sekolah, namun sang murid tetap boleh belajar bersama Hari.