BlogPendidikan.net - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut dirinya juga menjadi korban pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.
"Saya tidak mau melaksanakan PJJ. Saya orang tua, saya juga korban PJJ karena anak-anak saya harus melakukan (pembelajaran) online, apalagi masih muda," kata Nadiem dalam diskusi Indonesia Bicara, Kamis, 5 November 2020.
Nadiem mengaku kerap bingung jika ditanya alasan menerapkan kebijakan PJJ selama pandemi Covid-19. Menurut dia, jika sekolah dan kampus tidak ditutup di awal pandemi akan berdampak pada penularan Covid-19.
Baca Juga; Cara Daftar Program Guru Belajar Kemendikbud
"Mungkin murid, anaknya bisa melalui itu (Covid-19), tapi berapa yang tinggal sama kakek nenek dia? Berapa banyak yang tinggal bersama lansia atau yang punya komorbid?" katanya.
Nadiem Makarim mengakui pembelajaran jarak jauh memang memiliki banyak tantangan. Ia memahami kesulitan yang dihadapi orang tua ketika harus mendampingi anaknya dalam melakukan PJJ.
Sebab, ia juga memiliki tiga anak yang mengikuti PAUD. "Saya full time menteri, full time ayah, full time guru secara bersamaan," ujarnya.
Meski begitu, founder Gojek ini menegaskan bahwa kebijakan PJJ merupakan salah satu yang terbaik dari sekian skenario buruk. PJJ diterapkan untuk memastikan pembelajaran tetap terjadi. "Kalau enggak, anak-anak akan tertinggal, tanpa kita memakan nyawa. Tidak ada yang mau PJJ," ujar Mendikbud.