BlogPendidikan.net - Proses pembelajar dimasa pandemi memang sangat jauh berbeda dari proses pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut harus terus memberikan pembelajaran kepada siswanya dalam bentuk dan metode yang ia gunakan. Menjaga proses pembelajaran dimasa pandemi sangat penting jangan sampei anak didik terabaikan karena tidak ada proses pembelajaran tatap muka.
Salah satu yang paling populer dikalangan guru menjalankan proses pembelajaran dimasa pandemi dengan memilih Model Pembelajaran Flipped Classroom. Apa itu dan bagaimana proses pembelajarannya?
Tentang Model Pembelajaran Flipped Classroom
Pada dasarnya konsep Model Flipped Classroom yakni aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas sekarang dapat diselesaikan di rumah, dan aktivitas pembelajaran yang biasanya dikerjakan di rumah sekarang dapat diselesaikan di kelas (Bergmann & Sams).
Baca Juga : Menolak Lupa, 9 Kode Etik Guru
Siswa membaca materi, menonton video pembelajaran sebelum mereka datang ke kelas dan mereka mulai berdiskusi, bertukar pengetahuan, menyelesaikan masalah, dengan bantuan siswa lain maupun pendidik, melatih siswa mengembangkan kefasihan prosedural jika diperlukan, inspirasi dan membantu mereka dengan proyek-proyek yang menantang dengan memberikan kontrol belajar yang lebih besar.
Model pembelajaran dengan menggunakan metode flipped classroom dilaksanakan dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung oleh guru kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan terkait. Pembelajaran flipped classroom lebih menekankan pada pemanfaatan waktu di dalam maupun di luar kelas agar pembelajaran lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Bagaimana Cara Menerapkannya?
Penerapanp Pembelajaran flipped classroom pertama-tama siswa mempelajari topik sendiri, biasanya menggunakan pelajaran video yang dibuat oleh guru atau bersama guru lainnya.
Kemudian dalam kelas, siswa mencoba untuk menerapkan pengetahuan dengan memecahkan masalah dan melakukan kerja praktek. Pembelajaran flipped classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.
Penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan Rumah Belajar meliputi strategi pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen utama: Metode, Media, Waktu, dan Evaluasi. Model pembelajaran flipped classroom memungkinkan diterapkannya beberapa metode pembelajaran dalam satu siklus implementasi model. Pendidik dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk memastikan peserta didik terlibat aktif di setiap aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran flipped classroom mulai diimplementasikan pada saat satu minggu sebelum pembelajaran di kelas dimulai.
Berikut cara penerapan model pembelajaran flipped classroom :
Aktivitas belajar siswa di rumah :
- Mempelajari materi berbentuk multimedia atau video pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru satu minggu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Materi bisa diperoleh siswa melalui email atau akses ke Rumah Belajar.
- Mempelajari petunjuk praktikkum atau demonstrasi yang diberikan guru satu minggu sebelum pembelajaran praktik atau simulasi di kelas. (Untuk tujuan pembelajaran yang mengarah pada praktik atau demonstrasi)
- Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pertanyaan dapat diajukan sebelum pembelajaran di kelas, melalui email atau chat group.
Aktivitas belajar siswa di kelas :
- Melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan yang diberikan guru.
- Melakukan demonstrasi atau simulasi atau praktikkum sesuai petunjuk guru.
- Mempresentasikan hasil diskusi atau hasil praktikkum serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama presentasi.
- Mengerjakan tugas/latihan.
Aktivitas Guru di kelas :
- Mengamati jalannya diskusi setiap kelompok dan aktivitas setiap siswa dalam kelompok tersebut.
- Memberikan ulasan atau umpan balik pada kelompok yang sudah melakukan demonstrasi, simulasi, atau praktikkum.
- Memberikan arahan pada kelompok yang sedang presentasi.
- Membimbing siswa atau kelompok siswa yang masih belum memahami materi yang sudah dipelajari.
- Memfasilitasi peserta didik atau kelompok siswa yang sudah menyelesaikan tugas.
- Memberikan evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi, Refleksi dan Tindak lanjut :
- Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran. Bentuk evaluasi antara lain: tes tertulis, lembar observasi saat praktikkum/diskusi/presentasi.
- Tindak lanjut diberikan kepada siswa yang masih belum mencapai KKM (bentuknya remedial) dan kepada siswa yang sudah melebihi KKM (bentuknya proyek pengayaan).
Model pembelajaran ini sangat membantu guru dimasa pandemi Covid-19, semoga penjelasan singkat ini bisa memberikan manfaat. "Salam Guru"