BlogPendidikan.net - Seiring wabah yang merebak di tanah air yang terjadi saat ini membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan. Bahkan sesuatu yang tadinya tak mungkin, akhirnya menjadi mungkin. Seperti halnya dalam dunia pendidikan. Mayoritas sekolah maupun kuliah diadakan secara tatap muka di kelas. Tapi karena pandemi mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring.
Kini, pembelajaran daring atau e-learning sudah menjadi hal yang wajar. Ini karena penggunaan internet sudah biasa bagi semua orang. Adanya e-learning membantu siapa saja untuk dapat belajar tanpa mengenal waktu dan tempat. Namun bagi beberapa pelajar masih tetap membutuhkan pertemuan tatap muka di kelas untuk membahas dan melengkapi proses belajar yang sudah dilalui melalui internet
Hal tersebut yang disebut dengan Blended Learning. dikutip dari laman Binus University, ini penjelasan mengenai apa itu blended learning. Blended learning adalah metode belajar dimana proses belajar tatap muka di kelas berpadu dengan proses e-learning secara harmonis atau bisa juga disebut pembelajaran campuran.
Belajar dalam kelas dan e-learning masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, hal itulah yang mendasari terbentuknya metode Blended Learning ini. Seperti contoh, kekurangan belajar dalam kelas cenderung terbatas dengan tempat dan waktu yakni hanya bersumber dari sekolah saja. Tetapi kelebihannya tatap muka di kelas dengan bertemu guru, para pelajar dapat langsung mendapat feedback dari guru tersebut atas pencapaian yang sudah mereka lakukan.
Begitupun sebaliknya, belajar menggunakan internet memang tidak terbatas tempat dan waktu, tetapi tidak adanya guru yang mendampingi, peserta tidak langsung mendapat feedback dan cenderung mengalami salah pengertian. Maka dengan dipadukannya kedua metode tersebut, blended learning dapat menjadi jawaban untuk metode belajar yang menjadi tren di masa pandemi ini.
Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya
Langkah Penerapan Blended learning dengan model Flipped Classroom
1. Bagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Kelompok akan melakukan pembelajaran tatap muka di periode pertama dan pembelajaran daring di periode selanjutnya, sementara Kelompok akan melakukan pembelajaran daring di periode pertama dan pembelajaran tatap muka di periode selanjutnya.
2. Bagi materi ajar menjadi 2 kategori. Kategori A adalah materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan Kategori B yang perlu dipandu/didiskusikan dengan guru dan teman sebaya.
3. Untuk siswa Kelompok 1, periode pertama digunakan untuk pembelajaran tatap muka berfokus pada materi Kategori B yang lebih menekankan pada diskusi dan aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh guru. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di rumah, guru dapat melakukan pembelajaran daring yang menekankan pada materi Kategori A.
4. Untuk siswa Kelompok 2, periode pertama digunakan untuk pembelajaran daring berfokus pada materi Kategori A yang lebih menekankan aktivitas penugasan mandiri yang dapat dilakukan siswa dari rumah. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di tatap muka, guru dapat berfokus pada materi Kategori B dengan mengadakan aktivitas diskusi dan pembelajaran aktif lainnya saat di kelas.
5. Pastikan Bapak/Ibu dapat mengatur waktu dengan baik agar jam pembelajaran siswa Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak saling bertabrakan. Sebagai contoh, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di pagi hari dan pembelajaran daring mandiri dapat dilakukan di siang hari.
6. Lakukan refleksi secara berkala untuk mengecek pemahaman siswa serta umpan balik mengenai kendala ataupun kesulitan yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran blended learning ini.
Baca Juga: Berikut Model dan Metode Pembelajaran Penggabungan Daring dan Tatap Muka Yang Tepat Diterapkan
Bagaimana cara penerapannya?
1. Guru membagi materi pembelajaran
Pertama, lakukan pembagian materi yang akan diajarkan. Materi Kategori A (yang dapat dipelajari mandiri oleh siswa) dan materi Kategori B (yang perlu dipandu oleh guru).
2. Guru membagikan materi dan tugas yang termasuk Kategori A via ruangkelas untuk dipelajari siswa di rumah.
Setelah membagi siswa dalam kelompok, Bapak/Ibu guru dapat memberikan materi dan lembar kerja untuk siswa yang belajar dari rumah menggunakan fitur Materi dan Tugas di ruangkelas. Bapak/Ibu bisa memberi materi dari video ruangbelajar atau materi yang disusun sendiri.
3. Guru memanfaatkan fitur Obrolan Kelas untuk mendampingi siswa
Bapak/Ibu Guru bisa melakukan diskusi terpandu sebagai bentuk pendampingan dengan menggunakan fitur Obrolan Kelas. Guru bisa memulai kegiatan tanya-jawab untuk memastikan bahwa siswa mengerti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Siswa mengunggah hasil belajarnya di fitur Tugas dan guru melakukan koreksi
Hasil pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa dari rumah dapat diunggah melalui fitur Tugas. Kemudian, guru melakukan koreksi hasil pembelajaran tersebut serta mengidentifikasi area-area yang masih membutuhkan penguatan dari hasil penugasan siswa.
5. Guru memberikan penguatan atas materi yang diberikan secara tatap muka
Saat siswa mendapat giliran untuk belajar secara tatap muka di sekolah (dengan kapasitas setengah dari jumlah total siswa di kelas tersebut), guru dapat memberikan penguatan atas materi Kategori A yang diidentifikasi masih cukup lemah berdasarkan hasil penugasan siswa. Setelah itu, guru dapat melanjutkan pembelajaran tatap muka dengan membahas materi Kategori B yang lebih membutuhkan panduan langsung dalam pembelajarannya.
Demikian penjelasan singkat ini tentang langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya, semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi jika artikel ini bermanfaat untuk Bapak/ibu guru di sekolah. Salam pendidikan