BlogPendidikan.net - Pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan memang beragam, pada desain pembelajaran di dalamnya telah terdapat pengembangan dari model dan metode pembelajaran yang dirancang menjadi satu desain pembelajaran yang efektif bagi siswa.
Tentang Desain Pembelajaran
Dikutip dari laman id.wikipedia menjelaskan bahwa desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada psikologi kognitif dan perilaku. Namun istilah ini sering dihubungkan dengan istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis. Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting dalam desain pembelajaran, tetapi keduanya adalah konsep yang terpisah.
Desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
1. Project Base Learning
Ajeyalemi mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas pengajarnya, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus, pemecahan masalah, panel diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi.
Buck Institute for Education mendefinisikan bahwa karakteristik pembelajaran project base learning sebagai berikut:
- Pembelajar membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja
- Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
- Pembelajar merancang proses untuk mencapai hasil
- Pembelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
- Melakukan evaluasi secara kontinyu
- Pembelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
- Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
- Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
2. Project Oriented Learning
Project oriented learning melibatkan pembelajar dalam suatu proyek misalnya proyek tersebut berupa sebuah produk.Tujuan utamanya bukan hasil dari produk itu sendiri akan tetapi lebih mengutamakan pada proses dan dampak dari pembelajaran tersebut.
Karakter utama dari project oriented learning adalah bahwa proyek merupakan bagian dari tugas riset dan pengembangan dimana prosesnya dibatasi oleh waktu, pembelajar secara individu maupun kelompok diperkenalkan pada subyek, isi dan metodologi, untuk bekerja secara bebas.
3. Problem Based Learning
Pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) mirip pendekatan belajar berbasis proyek (project based learning) yang awalnya berakar pada pendidikan medis dan diterapkan pada pendidikan bidang kedokteran.
Kedua model tersebut pada prakteknya menekankan lingkungan belajar siswa aktif, kerja kelompok (kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic assessment).
Perbedaannya terletak pada perbedaan objek. Jika dalam problem based learning, pembelajar lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien).
Sedangkan dalam project based learning pembelajar lebih didorong pada kegiatan mendesain merumuskan pekerjaan, merancang (designing), mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil yang diharapkan.
4. Drill and Practice (Latihan terus menerus dan Praktik)
Peserta didik menyelesaikan latihan latihan untuk menyegarkan atau meningkatkan kapasitas isi pengetahuan dan keterampilan. Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan bahwa siswa telah menerima beberapa instruksi tentang konsep, prinsip, atau prosedur tertentu dari guru sebelumnya.
Agar efektif latihan terus menerus dan praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan jawaban benar dan memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa. Bentukintegrasi dari metode ini dengan penggunaan teknologi adalah banyak aplikasi komputer yang ditawarkan kepada siswa memberikan kesempatan untuk mengingat kembali dan melakukan praktik atas pengetahuan maupun ketrampilannya.
5. Cooperative Learning
Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) merupakan model pembelajaran berkelompok dengan jumlah tertentu dan bertujuan untuk saling memotivasi diantara sesama anggota kelompok agar mendapatkan hasil belajar secara maksimal.
Tujuan dari model ini adalah untuk memaksimalkan hasil belajar yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini didasarkan karena anggota dari kelompok belajar ini memiliki tingkatan pengetahuan yang berbeda dari rendah, sedang dan tinggi.
Adapun Tipe-tipe Cooperative Learning bisa Anda baca >>> 12 Jenis Model Pembelajaran Cooperative Learning Yang Harus Diketahui
Demikian artikel ini tentang 5 Desain Pembelajaran di Abad 21, semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi. Terima kasih.
Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.