Bahkan, pendidikan juga memiliki nilai luhur untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang membelenggu jiwanya untuk menuju kepada pencerahan jiwa. Sehingga melalui pendidikan, manusia diharapkan mengalami transformasi kehidupan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Sayangnya mendidik manusia bukanlah suatu usaha yang mudah. Mengingat bahwa setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan, ketangkasan, dan kemampuan yang berbeda-beda. Maka, diperlukan kesiapan dan metode belajar yang tepat dari guru agar mampu mendidik manusia yang cerdas serta berbudaya.
Salah satu bentuk utama dari kesiapan guru adalah spiritualitasnya. Seorang guru tidak cukup hanya bermodalkan kepintarannya saja, tidak juga hanya sibuk dalam aktivitas belajar-mengajar. Lebih dari itu, hal mendasar yang perlu dimiliki oleh guru adalah spiritualitasnya.
Sayangnya mendidik manusia bukanlah suatu usaha yang mudah. Mengingat bahwa setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan, ketangkasan, dan kemampuan yang berbeda-beda. Maka, diperlukan kesiapan dan metode belajar yang tepat dari guru agar mampu mendidik manusia yang cerdas serta berbudaya.
Salah satu bentuk utama dari kesiapan guru adalah spiritualitasnya. Seorang guru tidak cukup hanya bermodalkan kepintarannya saja, tidak juga hanya sibuk dalam aktivitas belajar-mengajar. Lebih dari itu, hal mendasar yang perlu dimiliki oleh guru adalah spiritualitasnya.
Sebab spiritualitas merupakan napas, jiwa, roh, kesadaran diri yang memberikan suatu kehidupan dalam diri seseorang. Spiritualitas dalam hal ini menyentuh dan bekerja pada ranah kedalaman diri sang guru.
Baca Juga Artikel Guru Lainnya:
Baca Juga Artikel Guru Lainnya:
5 Kelebihan Wanita Yang Berprofesi Guru, Maka Bersyukurlah Jika Istrimu Seorang GuruSingkatnya, ia bagaikan penggerak yang memberikan semangat kepada guru dalam menghayati panggilan hidupnya sebagai pendidik. Karena itu, seorang guru yang memiliki spiritualitas yang tinggi, ia akan memahami motivasi dirinya menjadi seorang pendidik.
Bagaimana Cara Mengajar Agar Anak Betah dan Perhatian
Beginilah Rasanya Jika Pasanganmu Seorang Guru, Maka Beruntunglah Anda
Inilah Keistimewaan Guru Honorer Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Meski Gaji Tak Seberapa
Memang, Guru Yang Pintar Itu Mahal, Tetapi Guru Yang Peduli Dan Iklas Itu Jauh Lebih Mahal
Sebaliknya, guru yang tidak memiliki spiritualitas yang tinggi tidak akan memahami motivasinya menjadi seorang guru. Sang guru akan memberikan dampak buruk tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga kepada siswanya.
Ia akan mudah loyo, tidak bersemangat dalam mengajar, tidak kreatif, membosankan, bahkan tidak peduli terhadap perkembangan siswanya. Karena itu guru perlu menyelidiki dan merefleksikan kembali motivasinya menjadi seorang pendidik. Melalui refleksi tersebut diharapkan guru mengenali dan menghayati kembali motivasinya sebagai seorang pendidik.
Bagaimana cara mengenali guru yang memiliki spiritualitas yang tinggi?
Ia akan mudah loyo, tidak bersemangat dalam mengajar, tidak kreatif, membosankan, bahkan tidak peduli terhadap perkembangan siswanya. Karena itu guru perlu menyelidiki dan merefleksikan kembali motivasinya menjadi seorang pendidik. Melalui refleksi tersebut diharapkan guru mengenali dan menghayati kembali motivasinya sebagai seorang pendidik.
Bagaimana cara mengenali guru yang memiliki spiritualitas yang tinggi?
- Seorang guru akan memiliki kesadaran bahwa mendidik adalah panggilan hidupnya.
- Mendidik merupakan panggilan dari Tuhan.
- Guru memiliki kesadaran yang mendalam akan kebutuhan dan perkembangan bangsa dan negaranya.
- Guru memiliki sentuhan yang mendalam kepada subjek didiknya.
- Guru memiliki kepekaan dan terpukau pada situasi anak-anak yang terlantar.
- Guru memiliki semangat melayani, membantu, dan berbagi.
Lebih dari itu, ia adalah guru dari siswa-siswanya. Jadi, titik utamanya tidak lagi berpusat pada mengajarkan bahan pelajaran semata, sebab guru seperti itu hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia hanya tahu mengajarkan sejumlah materi tanpa peduli dengan keadaan dan perkembangan siswanya.
Hal itu mengindikasikan bahwa pendidikan pada dasarnya bersifat menyeluruh dan tidak hanya berpusat pada satu titik kebutuhan semata. Sifat menyeluruh tersebut sudah sepatutnya terealisasikan dalam setiap proses pembelajaran yang hendak dijalankan oleh seorang guru.
Tepatlah kiranya perkataan Ki Hadjar Dewantara bahwa dalam mendidik manusia perlu menekankan proses “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."