BlogPendidikan.net - Generasi milenial memiliki karakter dan keunikan tersendiri hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap gaya belajar mereka dikelas.
Mereka generasi yang terlahir dengan teknologi yang berkembang dengan pesat, yang mereka beranggapan teknologi bukan barang mewah lagi kita sebagai seorang guru harus mengikuti alur mereka dalam pembelajaran.
konsentrasi terhadap pembelajaran dikelas pada generasi milenial cenderung lebih singkat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Shatto dan Erwin rata-rata rentang perhatian mereka hanya 12 detik sehingga untuk mempertahankan konsentrasi generasi ini guru harus mengemas pembelajaran semenarik mungkin dengan menerapkan beberapa kali jeda atau diselingi dengan game, atau lelucon agar mereka tetap fokus.
Melihat berbagai macam permasalahan tersebut maka strategi dan model pembelajaran harus segera di desain ulang untuk mencapai tujuan pembelajaran disekolah karena generasi ini merupakan generasi yang melek terhadap teknologi maka sudah sewajarnya guru harus mengupgrade keilmuannya dan strategi dan model pembelajaran yang digunakan dikelas.
Berikut 6 Strategi dan Model Pembelajaran Yang Cocok Untuk Generasi Milenial:
1. Model Pembelajaran terbimbing
Salah satu karakter pada generasi ini ketidaksukaannya terhadap pembelajaran yang difokuskan hanya membaca dan menyimak (metode ceramah). Generasi ini lebih tertarik kepada pengamatan dan pembelajaran langsung (praktek) dan
mereka memiliki kemampuan yang cepat dalam mengakses informasi atau materi pembelajaran, namun ada sisi kelemahan yang harus diperhatikan generasi
ini kurang dalam menganalisis validasi sebuah informasi makanya guru perlu memberikan bimbingan ataupun arahan mengenai informasi yang mereka
temukan. Dalam hal ini berarti guru harus menjadi fasilitator bagi para siswanya.
2. Pembelajaran Berbasis Visual dan Menyenangkan
Generasi ini memiliki struktur otak yang lebih mengedepankan pada perkembangan aspek Visual, maka dari itu pembelajaran harus di sajikan dalam
bentuk visual. Hal ini dilakukan karena generasi ini sangat mudah memahami segala sesuatu yang disajikan dalam bentuk gambar.
Metode pembelajaran berbasis visual merupakan penggunaan metode edutainment dikelas. Metode ini merupakan metode yang memangkas teknik mengajar konfensional seperti ceramah, catat dan sebagainya. Metode ini menggabungkan antara materi pembelajaran secara visual, bersifat narasi, pembelajaran dengan permainan dan pengajaran menggunakan gaya informal.
3. Mengoptimalkan Pembelajaran dengan Aplikasi dan Media Sosial
Generasi milenial merupakan generasi yang tidak bisa lepas dari media sosial yang hampir semua aplikasi ada pada gedjetnya. Berdasarkan hasil survei diketahui generasi ini menggunakan 79% waktunya perhari digunakan untuk berinteraksi dengan Smartphone nya. Sedangkan akses mereka terhadap media sosial minimal 10 kali dalam satu hari baik Facebook, twitter, Whatshapp dan liannya.
Melihat tingginya interaksi generasi ini terhadap media sosial tidak ada salahnya kita sebagai guru mencoba memanfaatkan dan memaksimalkan media sosial sebagai media dalam pembelajaran. Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan ada google class room, elearning, Zoom Cloud metting, Learnign Management Sistem (LMS) ini semua merupakan media sosial yang
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring atau online.
4. Pembelajaran berorientasi pada Entrepreneurship dan kreatifitas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tentang karakter generasi milenial ini yakni jiwa entrepreneurship dan kreativitasnya. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sing dan Dangmei menyebutkan generasi ini bersifat Entrepreneur, dapat dipercaya, generasi yang realistis terhadap menyikapi permasalahan dan generasi yang optimis untuk menatap masa depan. Jadi tidak
mengherankan jika generasi ini memiliki Side Job diluar aktivitas belajar seperti desain grafis, content creator, youtuber, dan lain-lainnya.
Berbicara tentang kreativitas pembelajaran jika dihuhungkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam umpamanya guru bisa mengajak atau
mengarahkan siswa untuk membuat blog pribadi atau akun youtube untuk memposting kajian-kajian islami (ceramah pendek) yang itu nantinya akan
meningkatkan jiwa kreativitas anak.
5. Mengoptimalkan Pembelajaran dalam kelompok
Mintasih mengatakan generasi ini cenderung senang bekerjasama dengan rekan sejawatnya karena mereka punya rasa percaya diri yang tinggi ini menjadi modal
utama bagi mereka untuk unjuk diri menyalurkan ide dan gagasannya kepada teman sejawatnya.
Kerja kelompok ini tidak hanya dalam situasi yang nyata tetapi juga pada dunia maya artinya generasi ini menyukai kerja sama dengan fasilitas teknologi
seperti Video Conference dan media lainnya. Ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Scawbel yang menyatakan 53% generasi ini menyenangi komunikasi secara pribadi dengan menggunakan teknologi informasi Instan messaging dan konferensi dengan video. Intinya generasi ini menyenangi kerja
kelompok dengan sistem kolaborasi.
6. Menerapkan Sistem Blanded Learning
Sistem pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran daring (Online). Artinya pembelajaran dalam satu
semester dapat di rencanakan dengan dua jenis pertemuan konvensional dan daring dengan penggabungan ini diharapkan dapat mengenai sasaran
pembelajaran untuk generasi ini.
Blanded Learning erat kaitannya dengan pembelajaran berbasis teknologi maka perlunya guru untuk memanfaatkan dan mengupgrade pengetahuannya
sesuai dengan perkembangan zaman yakni tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya dalam pembelajaran guru dapat memanfaatkan WhatsApp
group guru tinggal membagikan link materi atau tugas yang dapat diakses oleh siswa untuk dipelajari.