Mengapa Laki-laki Jarang Bahkan Tidak Ada Menjadi Guru TK, Ini Alasannya

Mengapa Laki-laki Jarang Bahkan Tidak Ada Menjadi Guru TK, Ini Alasannya
Aktivitas mengajar Miftag Farid, guru TK yang viral di TikTok. Source image: MURIANEWS.com

BlogPendidikan.net - Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran.
Guru profesional merupakan penampilan seorang guru yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya. 

Seorang guru TK yang profesional mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan anak TK, sehingga pencapaian tujuan pendidikan di TK dapat tercapai secara optimal. 

Apabila saudara memiliki kemampuan sebagai guru yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan bahkan lebih baik, maka seorang guru TK yang profesional sudah menjelma pada diri saudara. Semoga dengan adanya tulisan ini kompetensi Anda sebagai guru TK dapat terwujud dan lebih baik lagi

Profesi guru sering dinobatkan sebagai salah satu pekerjaan yang mulia karena selalu memberikan ilmu dan pengetahuan untuk orang banyak. Profesi guru juga termasuk salah satu profesi yang cukup populer di Indonesia. 
Masing-masing guru pun memiliki karakter dan image-nya tersendiri. Ada yang terkenal galak, tegas dan juga baik hati karena jarang memberikan hukuman.

Di antara jenjang pendidikan di Indonesia, kamu sadar nggak sih kalau jarang banget ada guru laki-laki yang mengajar di Taman Kanak-kanak (TK)? Dari dulu lingkungan PAUD dan TK pasti didominasi oleh guru perempuan yang sering dipanggil ‘bu guru’. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 alasan mengapa laki-laki jarang bahkan tidak ada menjadi Guru TK atau PAUD :

1. Stereotip terhadap guru laki-laki masih melekat di masyarakat

Nggak bisa dimungkiri kalau masih banyak stereotip yang melekat di masyarakat khususnya di Indonesia. Mungkin ini yang jadi alasan kenapa jarang banget ada guru laki-laki yang mengajar di TK. 
Laki-laki yang mengajar TK jadi terkesan laki-laki yang nggak ‘macho’ atau bahkan bisa muncul stereotip negatif yang terkesan memiliki niat buruk ke anak-anak.

Alasan ini juga yang membuat keberadaan guru perempuan di lingkungan TK jadi lebih mendominasi. Padahal guru laki-laki punya peran penting di TK untuk mengenalkan jenis identitas kelamin ke anak-anak. 

Karena di TK muridnya nggak cuma anak perempuan aja, tapi juga ada murid laki-laki.

2. Orang tua merasa lebih nyaman menitipkan sang anak ke guru perempuan karena dinilai lebih merangkul dan ‘telaten’

Kepercayaan dan rasa nyaman orang tua juga jadi salah satu alasan kenapa jarang banget ada guru laki-laki di TK. 

Orang tua murid cenderung lebih nyaman dan percaya kalau menitipkan anaknya ke guru perempuan karena dianggap lebih telaten, sabar dan bisa merangkul anak-anak.
Mungkin juga banyak orang tua yang masih memegang prinsip ‘ibu adalah madrasah pertama untuk anaknya’ dan para ibu juga kadang nggak sepenuhnya yakin kalau sang anak diasuh oleh ayahnya karena ada aja hal nyeleneh yang terjadi. 

Mungkin ini juga yang jadi alasan para orang tua merasa lebih aman menitipkan anaknya ke guru perempuan daripada guru laki-laki.

3. Guru TK sering mendampingi anak untuk bernyanyi dan menari dengan gestur yang lucu dan ceria

Seperti yang kita semua tahu kalau anak TK belum bisa belajar intens seperti pelajar di jenjang pendidikan lainnya. Anak-anak TK lebih banyak melakukan kegiatan fisik seperti bernyanyi sambil menari. 

Mungkin hal ini juga yang menjadi pertimbangan laki-laki ketika ingin menjadi guru TK. Laki-laki cenderung segan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan gestur yang lucu dan ceria.
Mungkin ke depannya akan semakin banyak kesempatan untuk guru laki-laki bisa mengajar pelajaran olahraga atau pelajaran lainnya sehingga peran guru laki-laki tetap ada.

4. Pertimbangan gaji karena laki-laki akan menjadi kepala keluarga yang harus menafkahi keluarga

Permasalahan gaji mungkin akan berbeda di tiap sekolah dan lokasi mengajar. Tapi mungkin hal ini juga yang menjadi pertimbangan para laki-laki ketika ingin mengajar sebagai guru TK. 

Laki-laki akan menjadi kepala keluarga yang harus menafkahi keluarganya sehingga perlu mencari pekerjaan yang memiliki pendapatan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Demikian 4 alasan mengapa laki-laki jarang bahkan tidak pernah/ada menjadi Guru TK/PAUD. Adakah laki-laki menjadi guru TK/PAUD?