BlogPendidikan.net - Finlandia adalah negara dengan pendidikan terbaik. Selain itu Finlandia juga menjadi negara paling bahagia di dunia. Menurut data dari PISA, Finlandia menjadi satu-satunya negara yang dimana siswanya memiliki kemampuan literasi dan tingkat harapan hidup yang tinggi.
Hal tersebut dikarenakan Finlandia memiliki kehidupan yang seimbang antara sekolah dan kegiatan sehari-hari. Di Finlandia juga siswa dibebaskan mengikuti beragam ekskul.
World Economic Forum mencatat, negara di Eropa utara itu sukses unggul dalam hal pendidikan, di atas Amerika Serikat dan negara-negara di Asia Timur yang juga dikenal peringkat satu dalam matematika dan sains.
The Program for International Student Assessment (PISA) mengkategorikan Finlandia sebagai negara yang kaya dengan reformasi intelektual dan pendidikan. Finlandia juga dikenal sebagai negara dengan penduduk paling bahagia di dunia
Lantas apa penyebab sistem pendidikan Finlandia menjadi yang terbaik di dunia?
Berikut rahasia dibalik suksesnya dan menjadi sistem pendidikan terbaik didunia.
1. Tidak Ada Ujian Nasional
Finlandia tidak memiliki tes standar untuk seluruh siswa seperti Ujian Nasional (UN) di Indonesia. Ini karena mereka menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasannya masing-masing.
Satu-satunya tes yang terdapat di negara tersebut adalah Ujian Matrikulasi Nasional. Namun, tes tersebut bersifat sukarela untuk siswa tahun terakhir menengah atas.
Sebagai gantinya, seluruh siswa di Finlandia dinilai secara individual dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan oleh guru masing-masing. Lalu, keseluruhan nilai perkembangan siswa dilakukan oleh Kementerian Pendidikan setempat yang mengambil sampel kelompok dari berbagai sekolah.
2. Guru Wajib Memiliki Gelar Master
Seluruh guru di Finlandia diwajibkan untuk memiliki gelar master, termasuk ilmu pedagogis. Profesi guru di negara tersebut juga sangat dihormati, digaji besar. Tak heran, jurusan pendidikan di Finlandia sangat bergengsi.
Guru mendidik murid berdasarkan sistem kepercayaan, bukan kontrol.
3. Menekankan Kerja Sama, Bukan Persaingan
Berbeda dengan sebagian besar negara lain di dunia, para siswa di Finlandia tidak dituntut untuk bersaing menjadi nomor satu dan berlomba-lomba meraih nilai tinggi di kelas. Sistem pendidikan Finlandia tidak memiliki daftar siswa terbaik. Sebab, mereka tidak menerapkan persaingan, melainkan kerja sama.
4. Tidak 'menghamba' prestasi akademik
Sebagian besar sekolah di dunia lebih memprioritaskan nilai ujian para siswanya dan menuntut mereka untuk unggul dalam matematika dan sains. Akibatnya, para sekolah seringkali melupakan aspek emosional murid.
Sejak 1980-an, Finlandia meninggalkan hal tersebut dan berfokus pada hal-hal yang mendasar dalam pendidikan sehingga lingkungan sekolah menjadi tempat yang menyenangkan. Berikut hal-hal dasar yang menjadi prioritas pendidikan Finlandia.
- Pendidikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial
- Semua siswa menerima makanan sekolah gratis
- Kemudahan akses pelayanan kesehatan
- Konseling psikologi
- Bimbingan individual
5. Mulai Sekolah pada Usia 7 Tahun
Di Finlandia, anak-anak baru diizinkan untuk mulai bersekolah bila sudah menginjak usia tujuh tahun. Pemerintah Finlandia memberikan kebebasan di masa perkembangan kanak-kanak dengan tidak memberikan pendidikan wajib agar anak-anak dapat menikmati masa kecilnya dengan maksimal.
Selain itu, Finlandia hanya menerapkan 9 tahun wajib belajar bagi semua anak. Pendidikan setelah kelas 9 atau di atas usia 16 tahun adalah hal yang opsional.
6. Ada Opsi Selain Kuliah
Pendidikan Finlandia menawarkan opsi yang menguntungkan bagi siswa yang hendak melanjutkan pendidikannya. Di Finlandia, ada sekolah menengah atas (setara SMA) yang merupakan program tiga tahun untuk mempersiapkan siswa mengikuti Ujian Matrikulasi.
Ujian Matrikulasi adalah ujian yang menentukan penerimaan mereka di universitas. Biasanya, ujian tersebut didasarkan pada spesialisasi yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di sekolah menengah.
Lalu, ada pendidikan kejuruan, yaitu program tiga tahun yang melatih siswa untuk melanjutkan karier profesional. Mereka memiliki pilihan untuk mengikuti tes Matrikulasi jika ingin mendaftar ke Universitas.
7. Mulai Belajar Lebih Siang
Siswa di Finlandia biasanya baru memulai sekolah pada pukul 09.00 hingga 09.45. Menurut penelitian yang dipublikasikan PubMed Central, jam belajar di sekolah yang lebih awal bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan tingkat kematangan siswa.
Sekolah Finlandia dimulai lebih siang dan biasanya berakhir pada pukul 02.00 hingga 02.45. Mereka memiliki periode kelas yang lebih lama dan istirahat yang lebih lama. Selain itu, sistem pembelajaran secara keseluruhan tidak ada yang memberikan informasi atau pelajaran yang banyak kepada siswa, tetapi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran holistik.
8. Guru yang Sama Selama Bertahun-tahun
Para siswa di Finlandia diajari oleh guru yang sama selama enam tahun bersekolah. Dengan demikian, guru bisa berperan sebagai mentor atau bahkan seperti anggota keluarga. Selama bertahun-tahun bersama, siswa dan guru membangun rasa saling percaya sehingga mereka saling mengenal dan menghormati.
Hal ini diterapkan karena setiap individu memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda. Dengan menerapkan sistem guru yang sama selama bertahun-tahun, para guru dapat mengetahui kebutuhan khusus para siswanya sehingga mereka dapat secara akurat memetakan dan memerhatikan perkembangan siswa.
9. Sistem Belajar yang Santai
Di Finlandia, suasana pembelajaran cenderung lebih santai. Para siswa biasanya hanya memiliki beberapa kelas dalam sehari. Mereka diberi waktu untuk makan, melakukan kegiatan yang menyenangkan, dan bersantai. Bahkan, para siswa diberikan waktu 15 hingga 20 menit untuk meregangkan tubuh, menghirup udara segar, dan beristirahat.
Tidak hanya para siswa, para guru pun juga diberikan ruang khusus di setiap sekolah untuk bersantai, mempersiapkan hari, bahkan sekadar bersosialisasi.
10. Jarang Ada PR
Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), para siswa di Finlandia memiliki jumlah pekerjaan rumah (PR) yang paling sedikit bila dibandingkan dengan para siswa lain di seluruh dunia. Bahkan, para siswa Finlandia hanya menghabiskan maksimal 30 menit untuk mengerjakan tugas dari sekolah di rumah
11. Kesempatan yang Sama
Tujuan utama dari sistem pendidikan Finlandia adalah pendidikan universal yang berkualitas baik. Maksudnya adalah pendidikan yang gratis, inklusif dan komprehensif yang sama diberikan kepada semua warga negara.
12. Belajar dengan Bermain
Pada fase awal sekolah, ada penekanan kuat pada pembelajaran melalui bermain, sebelum anak-anak memasuki usia sekolah. Penitipan anak dan prasekolah Finlandia mengikuti kurikulum Pendidikan dan Perawatan Anak Usia Dini (ECEC) nasional yang sangat percaya untuk membiarkan anak-anak menjadi anak-anak seutuhnya, dengan berfokus pada permainan, kesehatan, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.
13. Minimal dari Pengujian Standar
Di Finlandia sendiri minimal dari pengujian standar. Pembelajaran siswa dinilai dari berbagai metode kualitatif yang berfokus pada pengembangan keseluruhan siswa dan pembelajaran soft skill, daripada keterampilan menghafal dan skor kuantitatif mereka.
14. Teknologi yang Mendukung
Teknologi digital digunakan para siswa untuk belajar. Sebagian besar kurikulum nasional Finlandia adalah pembelajaran yang fenomenal dan mengembangkan pengalaman belajar yang unik melalui pengajaran dan teknologi yang inovatif. Teknologi di sini sangat berperan untuk meningkatkan pengalaman belajar.
15. Pembelajaran Sepanjang Hayat
Maksud dari belajar sepanjang hayat adalah sistem pendidikan di Finlandia adalah mereka dapat melanjutkan pendidikan di usia berapa pun. Sistem pendidikan di Finlandia juga sangat fleksibel.
16. Pembelajaran Inklusif
Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan fasilitas yang memadai. Semua kebutuhan murid akan didukung tanpa memperhitungkan berapa banyak alat yang dibutuhkan.
17. Guru Otonom
Guru Finlandia sangat terlatih melalui gelar master wajib. Guru diberikan kebebasan dengan merencanakan pengajaran dan sumber daya mereka sendiri.