Ia juga tidak bisa menjelaskan lebih detail kronologi karena sedang tidak berada di sekolah saat kejadian.
"Enggak ngerti (biasa bawa alat cukur atau tidak). Yang penting permasalahan sudah selesai, sudah clear," ungkapnya.
"Aku sendiri tidak melihat karena waktu kejadian kan rapat di korwil pramuka garuda. Kalau saya disuruh detail saya enggak berani," tambah dia.
Harto menambahkan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Lamongan akan melakukan pendampingan psikologis untuk menyembuhkan trauma para siswi yang menjadi korban.
"Besok pagi sudah siap dari DPPPA. Kemarin saya sudah bergerak cari di Lamongan tidak ada psikolog. Akhirnya saya ke RS Muhammadiyah ternyata enggak ada waktu akhirnya ya ke DPPPA itu. Tadi kita sudah ketemu Kepala Dinasnya, besok paling ke sini. Jadi anak itu biar cepat pulih kalau ada trauma," ujarnya.
Nasib Ibu Guru Endang Sekarang.
Kasus guru botaki 19 siswi kelas IX SMP Negeri 1 Sukodadi direspon Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif.
Munif tidak mengelak dengan insiden yang dilakukan oleh oknum guru, R.R Endang Widati Poedjiastoeti pada 23 Agustus lalu.
"Kita sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," kata Munif saat dikonfirmasi SURYA, Selasa (29/8/2023) siang.
REP, kata Munif, sementara sebagai staf di Diknas Lamongan dalam rangka pembinaan. Jadi tidak ada jabatan atau non job.
Menurut Munif, seharusnya yang menindak siswa itu menjadi tanggungjawab guru bimbingan konseling (BK) bukan guru mata pelajaran.
Ia menyayangkan tindakan guru tersebut. Sedangkan oknum guru yang menurut Munif dalam proses pembinaan belum bisa dipastikan sampai kapan.
Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS