Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

BlogPendidikan.net
- Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu cara yang di terapkan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didiknya. 

karena pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar, dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuannya, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing. 

sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.

Berikut ini adalah, Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi.

1. Bersifat Proaktif.

Bersifat proaktif artinya sejak awal pembelajaran, guru secara aktif sudah mengantisipasi kelas yang akan diajarnya. Caranya adalah dengan merencanakan pembelajaran yang berbeda-beda untuk setiap peserta didiknnya.

Guru secara proaktif dari awal sudah mengantisipasi kelas yang akan diajarnya dengan merencanakan pembelajaran untuk peserta didik yang berbeda-beda. 

Jadi bukan menyesuaikan pembelajarannya dengan peserta didik sebagai reaksi dari evaluasi tentang ketidakberhasilan pelajaran sebelumnya. 

2. Menekankan Kualitas Daripada Kuantitas.

Kualitas dari tugas yang dikerjakan peserta didik menjadi fokus utama pada pembelajaran diferensiasi daripada kuantitas tugas yang diberikan. 

Jadi, bukan berarti  peserta didik yang sudah selesai mengerjakan tugasnya, akan diberikan lagi tugas tambahan yang sama, tapi peserta didik tersebut akan diberikan tugas lain yang berbeda agar dapat menambah keterampilannya. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, kualitas dari tugas lebih disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Jadi bukan berarti anak yang pandai setelah selesai mengerjakan tugasnya akan diberi lagi tugas tambahan yang sama, namun ia diberikan tugas lain yang dapat menambah keterampilannya.

3. Berakar Pada Asesmen.

Dalam pembelajaran diferensiasi, guru selalu melakukan berbagai asesmen untuk mengetahui kondisi dan tingkat pemahaman peserta didik pada setiap pembelajaran. 

Nantinya, hasil asesmen ini akan menjadi umpan balik untuk guru agar dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. 

Guru selalu mengakses para peserta didik dengan berbagai cara untuk mengetahui keadaan mereka dalam setiap pembelajaran sehingga berdasarkan hasil asesmen tersebut, guru dapat menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan mereka. 

4. Menyediakan Berbagai Pendekatan.

Dalam pembelajaran diferensiasi, ada empat unsur yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar mereka, yaitu konten (apa yang dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan setelah mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya). 

5. Berorientasi Pada Peserta Didik.

Dalam hal ini, tugas yang diberikan kepada peserta didik disesuaikan dengan tingkat pengetahuan awal mereka terhadap materi yang akan diajarkan sehingga guru perlu merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didiknya.  

Tugas diberikan berdasarkan tingka pengetahuan awal peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan sehingga guru merancang pembelajaran sesuai dengan level kebutuhan peserta didik. 

Guru lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik daripada menyajikan informasi kepada peserta didik. 

6. Campuran Dari Pembelajaran Individu dan Klasikal. 

Pembelajaran diferensiasi merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal. Hal ini bisa dilihat dari penerapannya di dalam kelas di mana guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar bersama-sama secara klasikal, tapi bisa juga belajar secara individu.

7. Bersifat Hidup.

Guru berkolaborasi dengan peserta didik terus menerus termasuk untuk menyusun tujuan kelas maupun individu dari para peserta didik. 

Guru memonitor bagaimana pelajaran dapat cocok dengan para peserta didik dan bagaimana penyesuaiannya. 

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments